Kisahku berkisah; tentangmu
Kutemukan bayang-bayang tak nampak kadal lidahmu
Jika kau masih belum percaya, izinkan aku berkisah
1/
Surat pertama berkisah tentang kejujuranmu yang kau bumbui dengan racikan dusta
Kilahanmu seumpama cabai rawit
Meski pedas memanas namun si durjan ini tak tahu caranya mendamaikan
2/
Surat ke dua bercerita tentang kisahmu yang kau seduh hangat dengan adukan angkuh
Kesombongan bagai bajugur kota Bogor
Meski menghangatkan namun bisa saja menghanyutkan
3/
Surat ke tiga mengisahkan persoalan tentangmu saat kau menjadi dokter kata bagi pasien ibu-ibu sosialita
Dosis yang seharusnya kau beri secara tepat
Kau malah melebih-kurangkan takaran pembicaraan
Bukan menjadi sembuh malah saban waktu jadi kambuh
4/
Ini adalah surat ke empat sekaligus terakhir yang berisi tentang
ceritamu telah memercayai aku berkisah perihal bayang-bayang
tak nampak kadal lidahmu!
Risal Jailani
Probolinggo, 18-19 Desember 2020