Sandiwara Daksa
Adalah takut yang sebenarnya, ketakutan sejati
Saat hati mulai berisyarat suatu kepergian
Dimana keadilan tentang keinginan bersama?
Keadaan bahkan merenggut senyum bibir yang kentara
Waktu yang mulai kubencikan
Dan juga awal kutak suka segala keadaan
Daksa yang masih mampu menopang kerinduan
Pikiran dengan leluasa dijejali angan
Terpuruklah harapan yang kupertaruhkan
Segala resah menjadi tak berarti sudah
Pengertian dan kasih sayang tinggallah kenang menyakitkan
Di antara rongga rusuk kumenjerit haru
Menyesali keyakinan yang terpatri
Meratapi ingatan yang kiat mencuat hadir
Canda di khayalan, tangis di kenyataan
Ingin melepas meski tak bisa
Ingin ikhlas, rasanya sia-sia
Diamlah dengan seribu ketenangan lahir,
kendati batin terus menyorakkan kepelikan.
M. Afrizal A. L
Probolinggo, 01 Juni 2021
Baca Juga Ya !!!
Ibu Kau selalu menemaniku Entah itu siang dan malam Kau menjadi teman di kala senang Kau menjadi penolong di kala duka Kaulah pelita hidupku Yang selalu menyinari Yang selalu memberi ...
Tiga Temanku Menemaniku dikala haru Di saat merenung bisu Melayang tak tersentuh Tubuh kaku patung batu Kau melindungiku Beratapkan alam Berselimut mendung Dan beralaskan pijakan insan Empat mata satu ...
Serpihan Rindu Katakan pada kekasihku Serpihan rindu yang merayu Jiwa-jiwa yang memutih Hanya berbuah kepergian Katakan pada kekasihku Patahan rindu meronta-ronta Pada geramnya sang waktu Hanyalah ilusi belaka Katakan pada ...
Kemuliaan Sang Ibu Terdiam sejenak dalam renungan Kaki bayang wajahmu datang menyapa Waktupun berputar kebelakang Membuka memori kenangan kecilku Tetesan keringat dan air mata Berjuang melawan maut Demi kehadiran sang ...
Secangkir Kopi Berjuang di kegelapan malam Tahajud dan hajat mengiringi tidur malam Prioritas kami salat, zikir, ngaji tiap hari Menjadi pemimpin masa depan Harga diri seorang santri tak bisa ditukar ...
Semangat Hidup Ku jalani hidup ini Dengan semangat tinggi Apapun yang terjadi Ku tak akan peduli Walau banyak rintangan Bahkan cobaan Ku tetap bertahan Ku pasrahkan pada Tuhan Hari-hari kulewati ...
Merasuk Sukma Sesungguhnya telah ku ukir lekuk Namamu pada tiap ujung jiwaku Makin membiru dalam putaran arus Waktu demi waktu Perpisahan kita tak teramat Hanya menyisakan sepotong nyeri Yang menggigil ...