Grid Layout Templates

Fahrul Rossi – Minggu, 20 Agustus 2023 | 17.00 WIB

WONOMERTO,  Aksara Hati – Muhammad Amir Hamzah (24) merupakan sosok pejuang literasi yang telah berkelana di berbagai pelosok desa, Kabupaten Probolinggo.

 Ia beserta isterinya, Lia (21), menjamah tempat-tempat yang jauh dari sentuhan pendidikan.

Bermodalkan tekad serta bakat dalam bermain wayang, Cak Amir, panggilan akrab laki-laki 24 tahun ini, mampu membantu memberantas buta aksara terhadap anak-anak kurang mampu yang ada di desa-desa pelosok Probolinggo.

Oktober 2020, ia dan istrinya mendirikan sebuah rumah baca yang terletak di Dusun Krajan, RW 04/RT 01, Desa Pohsangit Tengah, Kec. Wonomerto.

Ide mulia ini  terpikirkan oleh Amir, lantaran ia dapat melihat potensi dan minat anak-anak Pohsangit terhadap pendidikan, hanya saja fasilitas kurang memadai.

Tiga tahun berdiri, akhirnya rumah baca yang bernama Rumah Baca Cahaya tersebut, banyak diekspos oleh dunia pemberitaan.

Donatur pun mengulurkan tangan dari arah yang tak disangka-sangka, tentu saja ini membantu Amir beserta istrinya.

Rumah baca tersebut pun telah memiliki banyak koleksi buku-buku bacaan, mulai dari fiksi, non fiksi, koran, majalah, maupun komik.

Namun, donatur tidak datang setiap hari. Amir rela mengosongkan gajinya sebagai ultimatum literasi dari desa ke desa.

Aktivitas mulia ini, ia lakukan semata-mata karena ingin membantu mengurangi angka anak putus sekolah dan memberantas buta aksara.

“Saya pernah mengalami susahnya mencari ilmu. Jadi, saya tidak mau pengalaman yang saya alami terjadi lagi pada anak-anak yang penuh semangat itu. Cukup saya saja, mereka jangan!” ungkap laki-laki kelahiran 1999 tersebut, ketika Tim Jurnalistik Akasara Hati berkunjung Minggu kemarin (20/08). [RA]