MAHAMERUKU

 

Ia lahir pada hari ulang tahun TNI Angkatan Udara, tepatnya tanggal 9 april 2004. Olahraga menjadikan kehidupan bagi dirinya. Penikmat senja di atas gunung.

 

Denting angin berbisik untuk menghempaskan suaranya,layang-layang berkibar di atas awan yang cerah, hari-hari yang memutarkan jiwa ingin rasanya kumendaki di suatu gunung dibagian timur pulau jawa  Ya, gunung mahamerulah yang ingin aku kunjungi tuk menikmati synopsis alam nusantara .

Berangkat pada pukul enam pagi kupersiapkan diri untuk melewati tantangan yang akan kurasakan, jaket, tas, baju, makanan sudah kupersiapkan waktunya berangkat ke kampus menunggu teman-teman lainnya. Aku berkumpul di kampus untuk menerima arahan dari pembina yang kami sewa kak Aryo namanya,ia orang asli suku tengger dan tinggal dikecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang. Kampusku berlokasi di selatan Kota Malang tepatnya dikampus Universitas Brawijaya, tiba-tiba satu persatu temanku datang dan berangkat pada pukul tujuh berangkat menaiki mobil elf dengan penumpang 20 orang.

Perjalanan demi perjalanan kulewati dengan kesenangan hati bagaikan menuju gunung fuji yan terletak di asia timur tepatnya di Jepang.Aku dan rombongan melewati jalur selatan dan menikmati sejuknya wilayah Malang Raya.Lumajang pun telah tiba sedikit lagi rombonganku akan tiba dipenginapan pendakian Gunung Mahameru,orang jawa biasanya menyebut gunung semeru tentang gunung ini .mobilpun berhenti disebuah penginapan tadi dan ternyata rombonganku tiba pada pukul 12.00 di sana, tetapi Kak Aryo menyarankan untuk mendaki pada esok hari agar pendakian yang aku dan teman-teman rasakan lebih seru dan lebih bermakna.karena cuaca yang sedikit petang dan menghawatirkan meskipunbegitu hari ini kan musim kemarau mana mungkin hujan. Kak Aryo menjelaskan lagi bahwa dipegunungan cuacanya belum pasti. tapi ya sudah aku nikmati aja di penginapan yang telah disediakan.

Secangkir kopi menemaniku di sore yang penuh dengan keindahan alam dari suasana yang mengkhawatirkan berubah menjadi suasana kedamaian Richo, Iliyas, dan Dimas menemaniku di sore hari ini.

“Bagaimana rasanya ya ketika mencapai di puncak sana,” ucap dimas

“Ya gitulah,” ucap Iliyas cuek.

“Katanya sih,ketika sampai dipuncak seperti lautan awan”ucap Richo serius.

“Kita tunggu besok aja” kataku santai.

“Ya sudah kita shalat maghrib dulu yuk,siap-siap nunggu besok” kata Richo.

“Ayo”kami bertiga kompak.

Waktu pun berjalan pagi terasa sunyi gemerlap bulan menghilang diganti sinar matahari yang datang ke dunia,saatnya kupersiapkan diri untuk mendaki.rombonganpun berjalan ke pos yang akan kami lewati nanti sedikit demi sedikit tenaga terkuras oleh teriknya sinar matahari yang panas.medanpun sdikit susah dan menanjak tinggi,pos pertama pun telah sampai dan saatnya menuju pos dua yang sedikit sulit medannya, ketika sampai di tengah–tengah perjalanan aku dan kawan-kawan menemukan sebuah danau. Konon, danau ini bernama Ranu Kumbolo menurut bahasa jawanya ranu berarti danau,jadi danau ini bernama danau kumbolo ,aku dan kawan–kawan istirahat sebentar dan menunaikan ibadah shalat dhuhur disana .Melanjutkan perjalanan yang sedikit memulai medan yang licin aku merasa sedikit ketakutan ketika mencapai jurang yang curam disampingku,Richo terjatuh di jalan yang licin ini dan untungnya tidak sampai kjuran yang curam.

“Kenapa richo tadi,” kata Dimas.

“Jatuh dijalan licin tadi,” jawabku.

“Bagaimana keadaanya,” kata Iliyas.

“Alhamdulillah gak apa-apa,” kataku.

Dan kita melanjutkan perjalanan yang penuh kedinginan,meskipun agak dingin kami tetap semangat untuk menuju Gunung yang kami daki ini,capeknya bukan main beberapa temanku banyak yang muntah-muntah karena kecapekan,tapi bagaimana karena ini masih belum sampai dipuncak yan kami tuju. Aku menggendong temanku namanya Hilda, ia muntah-muntah di atas tempat jatuhnya Richo tadi, Alhamdulillah ternyata Hilda masih bisa melanjutkan perjalanan dan sambilku pegang tangannya.

Pukul 15.00 pun tiba aku shalat ashar ditepi jalanan kecil yang ada di sana,perjalanan pun berlanjut jalanan sangat sulit aku sampai memanjat tanah yang tinggi yang harus aku lewati.tiba saatnya di puncak Gunung Mahameru tangis haru berceceran dipuncak sini menghiasi pencapaian pendakian Gunung tertinggi di pulau jawa,menjadi rekor pendakian tertinggiku sepanjang sejarah.

Setelah puas berselfie dan menikmati lautan awan yang indah hanya dimiliki pulau jawa tercinta, kami turun sampai diranu kumbolo dan menghamparkan tenda untuk menginap dan menikmati dinginnya suasana malam,ternyata kata Richo tadi benar bahwa ada lautan awan disana, kami berbincang-bincang yang telah kita lewati tadi. Penuh tantangan dan menggetarkan jiwa saat pendakian tadi ,keesokan harinya kami pergi munuju penginapan dan bersalaman pada Kak Aryo atas dampingan yang ia berikan dan saatnya aku dan kawan-kawan kembali ke kampus dan pulang kerumah masing-masing.

 

FAZA FADLULLAH ALA UDIN

Kraksaan,15 Oktober 2019

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Fill out this field
Fill out this field
Mohon masukan alamat email yang sah.
You need to agree with the terms to proceed

Menu